Foto: Simpa Sio Institute |
Selasa,
14 Mei 2019 SimpaSio Institute menggelar rapat koordinasi ke - 2 program
Kampung Literasi "KOSARO" Kelurahan Sarotari Tengah. Rapat dihadiri
Lurah Sarotari Tengah, Ketua - ketua RT, tokoh masyarakat, pengurus dan relawan
SimpaSio Institute. Rapat tersebut tidak hanya membicarakan hal - hal teknis
bagi penyelenggaraan Kampung Literasi seperti penetapan tiga lokasi pojok baca,
perlengkapan dan bahan bacaan yang disediakan, pengelolaan. Rapat tersebut
menyoalkan hal - hal mendasar di balik program Kampung Literasi.
Beberapa
kesimpulan yang inspiratif dari pertemuan itu antara lain : Pertama, Kampung
Literasi harus disikapi sebagai kampung yang kondusif bagi kegiatan literasi
masyarakat. Pojok baca tidak sebatas tempat tersedianya sejumlah bacaan dan
berlangsungnya kegiatan membaca. Pojok baca harus dikembangkan sebagai tempat
masyarakat berkumpul, laboratorium edukasi dengan aneka kegiatan yang
pedagogis.
Kedua,
pojok baca merupakan milik masyarakat, tanggungjawab semua pihak dengan
kedudukan dan perannya masing-masing di bawah koordinasi Pemerintahan kelurahan
Sarotari Tengah. Setelah beberapa bulan berjalan, dibuat evaluasi, untuk
kemudian dicanangkan kampung literasi dengan menyerahkannya kepada
masyarakatnya kepada masyarakat di bawah koordinasi dan fasilitasi Pemerintah
kelurahan bagi keberlanjutannya.
Dalam
rapat tersebut ditekankan bahwa anak dan kaum muda menjadi sasaran kegiatan
literasi. Alasan mendasar, yakni waktu bagi anak dan kaum muda harus disita
untuk kegiatan - kegiatan positif dalam rangka pembentukan karakter menghadapi
tantangan globalisasi. Mereka jangan larut dalam menggunakan medsos yang dapat
berdampak pada sikap yang individualistis dan egoistis. Pojok baca hendaknya
menjadi tempat dimana sikap - sikap sosial anak terbentuk sejak dini.
Ibu
Lurah pun tidak tanggung - tanggung mengusulkan, agar kegiatan di pojok baca
dapat menjadi media pengenalan dan pewarisan budaya lokal. Dengan demikian
walaupun pojok baca dibangun dimana- mana namun pojok baca di setiap kampung
harus memiliki ciri khasnya tersendiri. Pojok baca Kampung Literasi harus dapat
merespon kebutuhan masyarakat pemilik nya.
Pada
kesempatan rapat tersebut, SimpaSio Institute menyatakan kesiapannya untuk
segera mendistribusikan rak buku, meja, dan 300 eksemplar buku dan 750
eksemplar majalah ke pojok baca sebagai kegiatan awal. Selanjutnya akan
dilaksanakan berbagai kegiatan di pojok baca sebagaimana harapan peserta rapat.
Kegiatan - kegiatan itu antara lain bimbingan baca - tulis, mendongeng, diskusi
budaya lokal (tuto kewesa), kelas kriya dan permainan tradisional. Kegiatan -
kegiatan di pojok baca akan bermuara pada Festival Serwisu Berbuda, Semiloka
Pangan Lokal, dan Kemah Literasi Budaya dan Kewargaan sebagai ajang menampilkan
hasil kegiatan di setiap pojok baca.
Foto: Maksimus Masan Kian |
Foto: Simpa Sio Institute |